Seni Cadas Kuno Mengungkap Kosmologi Pribumi 4.000 Tahun

22

Selama lebih dari 4.000 tahun, komunitas Pribumi di wilayah yang sekarang menjadi wilayah perbatasan AS-Meksiko mempertahankan pandangan dunia yang sangat stabil melalui seni cadas yang rumit. Sebuah penelitian terbaru yang diterbitkan dalam Science Advances menegaskan bahwa tradisi yang dikenal dengan gaya Sungai Pecos ini berkembang sekitar 6.000 tahun yang lalu hingga sekitar 1.000–1.400 tahun yang lalu. Ini berarti praktik artistik dan spiritual bertahan selama sekitar 175 generasi—suatu durasi yang hampir belum pernah terjadi sebelumnya dalam catatan arkeologi.

Umur Panjang Tradisi Visual

Karya seni itu sendiri terutama ditemukan di Lower Pecos Canyonlands, yang membentang di bagian barat daya Texas dan Meksiko utara. Yang membedakannya bukan hanya usianya, tapi konsistensinya. Selama ribuan tahun, teknik perumpamaan dan lukisan mengikuti pola yang ketat dan jelas. Para peneliti terkejut saat mengetahui bahwa aturan ini bertahan selama lebih dari 4.000 tahun tanpa variasi yang signifikan.

Menurut Carolyn Boyd, antropolog di Texas State University, ngarai berfungsi sebagai “perpustakaan kuno”, dengan setiap mural mewakili satu bab dalam narasi yang berkesinambungan. Lukisan-lukisan tersebut—sering kali berukuran besar, dengan panjang hingga 100 kaki—menggambarkan pemandangan kompleks dari hewan, manusia, dan motif simbolis. Visual ini bukan sekadar hiasan; mereka menyampaikan mitos, ritual, dan pemahaman mendalam tentang alam semesta.

Menguraikan kode Cosmovision

Pencipta mural ini adalah pemburu-pengumpul nomaden yang identitas pastinya masih belum diketahui. Namun, karya mereka menunjukkan kosmologi yang sangat canggih—pandangan dunia lengkap yang mencakup kisah penciptaan, siklus waktu, dan sistem kalender canggih. Boyd menggambarkan mereka sebagai “pemecah masalah yang sangat terampil” dengan sistem ikonografi yang kuat untuk mengkomunikasikan keyakinan ini.

Kegigihan visi kosmo ini sangat mencolok mengingat perubahan teknologi yang terjadi pada periode yang sama. Meskipun perkakas batu dan kerajinan serat berevolusi, konvensi artistik dasar tetap utuh. Hal ini menunjukkan bahwa pandangan dunia yang mendasarinya sangat penting bagi orang-orang yang membuat mural tersebut.

Hubungan dengan Mesoamerika dan Budaya Pribumi Modern

Hebatnya, unsur-unsur sistem kepercayaan kuno ini selaras dengan peradaban Mesoamerika kemudian, seperti suku Aztec, dan terus tercermin dalam komunitas Pribumi modern seperti Huichol di Meksiko. Studi ini menunjukkan bahwa lukisan batu ini mungkin merupakan rekaman visual kosmologi tertua yang masih ada dan akan sangat mempengaruhi budaya di kemudian hari.

Saat ini, masyarakat adat memandang mural tersebut bukan sebagai peninggalan, namun sebagai dewa leluhur yang hidup dan terlibat aktif dalam penciptaan dan pemeliharaan kosmis. Penghormatan abadi ini menggarisbawahi kekuatan gambar-gambar—dan pandangan dunia yang diwakilinya—untuk melampaui waktu.

Penemuan ini menyoroti kedalaman sistem pengetahuan Pribumi dan kesinambungan kepercayaan budaya yang luar biasa selama ribuan tahun. Lukisan-lukisan ini berfungsi sebagai pengingat yang kuat bahwa kisah dan kosmologi masyarakat kuno terus membentuk dunia saat ini.